Mukjizat tidak serta merta membawa seseorang kepada pertobatan. Mukjizat harus dijelaskan secara bertanggung jawab dan Alkitabiah. Roh Kudus memakai kesaksian itu untuk mendorong orang bertobat.
Tidak dapat disangkal, si lumpuh yang sudah sembuh itu, yang mengikuti Petrus dan Yohanes, mendatangkan ketakjuban dan keheranan orang banyak yang melihatnya. Petrus memakai kesempatan itu untuk memanggil mereka bertobat kepada Yesus. Pertama, Petrus menegaskan bahwa kesembuhan ajaib yang dialami si lumpuh itu, terjadi bukan karena kehebatan dia dan Yohanes (ay. 12) melainkan karena Kristus! Kristus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi, tetapi dibangkitkan kembali oleh Allah Bapa (ay. 13-16).
Kedua, Petrus menegaskan kasih Allah kepada mereka, yang telah menyalibkan Anak-Nya (bdk. Yoh. 3:16). Mereka memang berdosa karena sudah membunuh Juruselamat (ay. 15a). Namun, Allah memakai hal itu untuk keselamatan umat manusia (ay. 18). Maka, mereka mendapatkan kesempatan untuk bertobat (ay. 19)
Ketiga, Petrus mengingatkan bahwa kesempatan bertobat masih ada tetapi terbatas. Kristus sudah kembali ke surga (ay. 21). Namun Ia akan datang untuk menghakimi yang tidak mau percaya (ay. 23). Maka kesempatan sekarang tidak boleh disia-siakan! Mereka harus bertobat (ay. 26).
Kalau kamu sudah bertobat, maka tugasmu adalah memberitakan Injil agar banyak orang pun berkesempatan bertobat.