Jabatan kedua yang dipegang Yesus ialah jabatan imam. Imam memiliki tugas menjadi perantara umat Allah datang kepada Allah, entah untuk menyembah-Nya dengan mempersembahkan kurban bakaran. Atau untuk menaikkan syukur dan persekutuan dengan mempersembahkan kurban sajian atau keselamatan. Atau juga untuk meminta pengampunan atas kesalahan yang sudah dibuat dengan mempersembahkan kurban penebus salah dan penghapus dosa (Imamat 1-7).
Pada masa Perjanjian Lama, para imam berasal dari suku Lewi, golongan keluarga Harun. Jabatan imam mereka diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Setiap kali seorang imam mau menjalankan fungsinya untuk mendamaikan umat kepada Allah, ia harus terlebih dahulu mendamaikan dirinya sendiri kepada Allah. Ini disebabkan mereka hanyalah manusia biasa yang berdosa.
Yesus adalah imam besar yang melampaui imam besar Harun dan keturunannya. Pertama, Yesus tidak berdosa, sehingga tidak perlu mempersembahkan kurban bagi pendamaian-Nya dengan Allah. Kedua, Yesus sekaligus adalah domba yang dipersembahkan di mezbah sebagai kurban penyembahan, syukur, dan pendamaian. Yesus cukup satu kali mempersembahkan Diri-Nya, untuk menyelamatkan semua manusia yang mau percaya kepada-Nya.
Demikianlah mengapa umat Kristen tidak lagi perlu mempersembahkan kurbankurban saat mau mendekat kepada Allah. Kristus sudah menjadi pengantara sejati dan sempurna untuk siapapun yang percaya datang kepada Allah.